Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bapak Teguh Basuki yang
saya hormati, serta teman-teman ku yang berbahagia.
Pertama-tama marilah
kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga kita dapat berkumpul dengan
keadaan sehat wal ‘afiat.
Pada kesempatan ini,
perkenakanlah saya akan menyampaikan sebuah pidato yang bertema “Meningkatkan
Persaingan Global Bagi Remaja”.
Hadirin yang berbahagia,
topik kita kali ini terkait dengan istilah GLOBALISASI. Apa itu Globalisasi?
Globalisasi adalah suatu masa di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang
dengan pesat, sehingga mempermudah interaksi seluruh bangsa di dunia ini, serta
menjadikan batas suatu negara semakin tidak jelas.
Kemudahan interaksi antarbangsa
inilah menyebabkan derasnya arus informasi yang membanjiri media massa maupun
media elektronik. Disadari atau tidak, budaya masing-masing bangsa ikut
tersebar baik dari logat masing-masing bangsa dalam berbicara, cara berpakaian,
cara bersenang-senang, dan lain sebagainya. Hal inilah yang menuntut
masing-masing bangsa untuk berlomba-lomba menciptakan atau memperkenalkan budaya-budaya
asli mereka hingga ke tingkat internasional. Tujuannya, agar budaya-budaya asli
mereka dikenal, dibanggakan, juga dilindungi oleh seluruh bangsa di dunia.
Hadirin yang
berbahagia, sudah jelaslah bahwa globalisasi menuntut seluruh bangsa untuk
bersaing di tingkat internasional.
Sekarang, marilah kita
amati remaja-remaja bangsa ini. Tidak sedikit dari mereka yang meniru
budaya-budaya asing. Beramai-ramai mereka mengenakan pakaian mini, berpesta dengan
minuman keras, serta meningkatnya kasus hubungan bebas laki-laki dan perempuan,
adalah contoh dari mereka yang tak pandai menyaring budaya-budaya asing yang
masuk ke tanah air. Lebih ironis lagi, seperti “Jalan dialih, orang menggalas”,
para remaja ini bahkan menomorduakan budaya asli mereka, dengan
mengagung-agungkan budaya asing yang tak
relevan dengan nilai-nilai Pancasila.
Dengan begitu, semakin
lama karakter generasi muda akan tergerus. Mereka akan menjadi generasi muda
yang pandai saja, tapi tidak berkarakter.
Bahkan Prof. Winarto
Surakhmat, memperkirakan remaja bangsa akan kehilangan karakter asli mereka,
yakni “penurut serta ramah tamah”, kelak. Bayangkan jika para remaja berwatak
pembantah. Orang tua tidak dihormati lagi, Perintah Tuhan tak lagi dipedulikan.
“Seperti tikus jatuh ke beras”, mereka hanya menginginkan kesenangan dunia. Mereka
tidak lagi berpikir dan membuat, mereka hanya menerima. Pertanyaannya : Bisakah
bangsa seperti ini akan maju? Bagaimana pembangunan bangsa ini bisa terus
berlanjut? Mampukah generasi penerus bangsa mempimpin bangsanya sendiri kelak?
Hadirin yang berbahagia,
permasalahan yang kita hadapi ini bukan masalah sepele. Nasib bangsa kita ke
depan, ada di tangan para generasi muda bangsa. Oleh karena itu, agar remaja-remaja
bangsa mempertahankan budaya asli mereka, perlu adanya Pendidikan Karakter.
Dengan adanya Pendidikan Karakter, kita akan mampu menciptakan generasi penerus
bangsa yang berbakti, berbudi luhur, taat beragama, serta saling menghormati.
Pendidikan Karakter
hendaklah ditanamkan sejak anak pra-sekolah sampai dengan remaja. Sebab,
Pendidikan Karakter nantinya akan membantu pematangan emosional pada usia
remaja. Sehingga, kita akan semakin mudah menghadapi arus globalisasi, baik
dalam menerima, menggunakan, maupun menyeleksi nya. Maka dari itu, peran
keluarga dan sekolah memang sangatlah penting dalam pembentukan karakter anak
hingga remaja.
Kesimpulannya, arus
globalisasi memang tidak bisa dicegah. Dibantu dengan Pendidikan Karakter,
bangsa ini akan mampu melahirkan generasi muda yang berkualitas tinggi.
Sehingga mereka dapat berpikir kritis, memiliki kreatifitas dan imajinasi yang
tak terbatas, inovatif, mandiri, serta mental yang tahan banting. Dengan modal
karakter yang berkualitas, generasi muda pasti mampu bersaing di tingkat
global!
Cukup sekian yang dapat
saya sampaikan. Jika ada kata-kata yang kurang berkenan, saya mohon maaf.
Wabillahi taufik wal
hidayah,
Wassalamu ‘alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar