“Lihatlah wahai orang-orang Aceh!!
Tempat ibadat kita dirusak!!
Mereka mencorengkan nama Allah!!
Sampai kapan kita jadi budaknya!!”
Sekutip seruan Cut iringi suami
Bertempur di garis depan lalu
Kembali dengan sorak kemenangan
Ini jaya kali pertama
Sejak dalam buai Cut berilmu
Segala ilmu keistrian
Keislaman Uleebalang
Setelah Ibrahim, kini Teuku Umar
Kasih kedua daripadanya
Bersama melawan Kaphe Ulanda
Meski itu dengan het veraad-nya
Sampai Teuku meghempaskan ajal
Diantara air mata anaknya
Cut menamparnya memeluknya
“Sebagai perempuan Aceh
Kita tidak boleh menumpahkan
Air mata kepada orang syahid!”
Bara kalbu nya terluap-luap
Membakar kerinduan pada Teuku
Mengundang kehancurannya
Pasukannya pengkhianatnya
Hingga rabun membawanya
Dalam kurungan hitam
Bersama Ilyas, sesamanya
Dan julukan untuknya “Ibu Perbu”
Engkaulah, Tjoet Nja’ Dhien
Tidak ada komentar:
Posting Komentar